Rabu, 17 Oktober 2018

Suap Meikarta, Apakah Efeknya ke Keadaan Keuangan Lippo Cikarang?

Suap Meikarta, Apakah Efeknya ke Keadaan Keuangan Lippo Cikarang?  - Project Meikarta terakhir jadi sorotan publik sebab beberapa petinggi Kabupaten Bekasi serta entrepreneur swasta berkaitan jadi terduga masalah suap perizinan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Megaproyek itu didapati dikerjakan oleh PT Mahkota Sentosa Penting yang seutuhnya adalah anak usaha dari PT Lippo Cikarang Tbk.

Image result for Suap Meikarta, Apakah Efeknya ke Keadaan Keuangan Lippo Cikarang?

Selama perjalanan pembangunan project berdana jumbo itu, Meikarta seringkali tersandung beberapa masalah. Perihal ini juga yang dikit banyak disangka memengaruhi kapasitas saham perusahaan Lippo Cikarang yang sudah melantai di Bursa Dampak Indonesia dengan kode emiten LPCK.

Pada sore ini hari, saham LPCK ada di level Rp 1.330 per lembar saham atau jeblok 65,55 % dibanding tempat pertengahan Oktober 2017 yaitu Rp 3.850 per lembar saham. Akan tetapi selama seharian ini, saham LPCK berfluktuasi dengan trend naik dari tempat pembukaan perdagangan di level Rp 1.220 per lembar saham serta ditutup kuat 8,3 % di level Rp 1.330 per lembar saham.

Terdaftar, selama kuartal pertama tahun ini, Lippo Cikarang membukukan penghasilan netto sebesar Rp 310,16 miliar atau turun 29,9 % dibanding periode sama tahun 2018 yang sampai Rp 442,18 miliar. "Sesaat laba saat periode berjalan Rp 80,79 miliar atau turun 56,3 % dari tempat Rp 184,87 miliar daripada periode yang sama tahun 2017," seperti diambil dari neraca keuangan Lippo Cikarang yang diserahkan ke BEI, 30 April 2018.

Penurunan ikut tampak pada laba usaha, laba per saham basic dan arus kas netto Lippo Cikarang. Terdaftar, saat kuartal pertama tahun ini laba usaha perusahaan itu sampai Rp 73,44 miliar atau turun mencolok jika dibanding kuartal pertama 2017 yang sebesar Rp 175,41 miliar.

Mengenai laba per saham basic turun dari 265,62 per kuartal pertama tahun 2017 jadi 116,08 pada periode sama tahun ini. Sesaat arus kas netto Lippo Cikarang di kuartal pertama tahun 2018 sampai negatif Rp 196,86 miliar atau lebih buruk dibanding tempat di periode yang sama tahun 2017 yaitu negatif Rp 186,47 miliar.

Akan tetapi catatan mendasar yang lainnya seperti jumlahnya asset, liabilitas serta ekuitas Lippo Cikarang tampak tumbuh. Jumlahnya asset perusahaan itu selama kuartal pertama di 2018 sebesar Rp 12,93 triliun atau naik daripada periode yang sama tahun kemarin Rp 12,38 triliun.

Sesaat dari bagian liabilitas Lippo Cikarang terdaftar per kuartal pertama di 2018 sampai Rp 5,14 triliun atau naik di banding periode yang sama tahun kemarin sebesar Rp 4,66 triliun. Mengenai ekuitas perusahaan naik dari Rp 7,72 triliun pada kuartal setahun 2017 jadi Rp 7,78 triliun di kuartal yang sama tahun 2018.

Awal mulanya, Presiden Direktur Lippo Cikarang, Ivan Budiono, sempat mengatakan jika penurunan beberapa tanda keuangan itu tidak terlepas dari melemahnya pasar property Indonesia. “Meski demikian, dengan project Meikarta menjadi kota moderen, terindah, serta terlengkap fasilitasnya, Lippo Cikarang mempunyai project yang berkaitan untuk perkembangan hari esok,” kata Ivan dalam tayangan wartawan yang diambil pada Selasa, 24 April 2018.

Ivan mengatakan selama tahun kemarin penghasilan dari tempat tinggal serta apartemen itu sebesar Rp 1,12 triliun, atau memberi 75 % dari keseluruhan penghasilan Lippo Cikarang. Penghasilan dari komersial serta ruko Rp 54 miliar, memberi 4 % pada keseluruhan penghasilan, sedang dari industri Rp 33 miliar, memberi 2 % dari keseluruhan penghasilan.

Lippo Cikarang didapati ialah pengembang lokasi perkotaan yang mempunyai tempat seluas lebih dari 3.400 hektare dengan lokasi industri menjadi basis ekonomi. Tidak hanya tengah bangun Project Meikarta, perusahaan ini terdaftar sudah bangun lebih dari 14 ribu tempat tinggal, dengan penghuni 51.250 orang serta 500.500 orang yang kerja sehari-hari di seputar 1.200 perusahaan manufaktur yang menyebar di lokasi industri Lippo Cikarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar